Senin, 09 April 2012

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SECARA BAKTERIOLOGI
(PEMERIKSAAN TOTAL KOLIFORM DAN E.COLI)

1.        Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan prosedur dan cara pemeriksaan kualitas air secara bakteriologis
2.        Indikator
a.       Mahasiswa dapat melakukan prosedur pemeriksaan total coliform dan E.coli dengan baik dan benar
b.      Mahasiswa dapat menghitung jumlah total coliform dan E.Coli pada sampel air dengan baik dan benar
c.       Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan baik dan benar
3.        Dasar Teori
Kualitas air juga dapat ditentukan berdasarkan parameter biologis/mikrobiologis. Untuk parameter mikrobiologik, terdapat dua parameter yang dapat diukur, yakni koliform tinja dan koliform total. Air yang mengandung koliform tinja berarti air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja sangat potensial untuk menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Koliform total dapat mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pencernaan. Kuman koliform total tidak sepenuhnya apatogen,beberapa tipe dapat menyebabkan disentri pada bayi.
Bakteri koli (koliform) tergolong kedalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri jenis ini memiliki 4 marga yakni Escherichia, Citrobacter, Enterabacter/Aerobacter dan Klabsiela. Ciri-ciri utama mikroba yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae adalah bersifat gram negatif, anaerob fakultatif, batang halus – batang sedang, oksidasi negatif, lazimnya katalese positif, tidakmembentuk spora, fermentatif dan biasanya bergerak. Kelompok bakteri ini terdiri dari bakteri yang bersifat patogen dan non patogen. Enterobacteriaceae merupakan flora normal dari saluran usus.
Beberapa spesies ditemukan dalam tanah dan air. Pencemaran air dengan tinja menggunakan E. coli sebagai indikator. Sedangkan Klabsiella, Enterobacter dan Citrobacter dapat ditemukan dalam sayuran.
Untuk menghitung bakteri golongan koli tinja (E.coli) secara tidak langsung, digunakan prosedur tabung fermentasi. Prosedur ini menggunakan tabung-tabung yang mengandung media tertentu, dan pertumbuhan populasi bakteri diamati pada beberapa pengenceran. Dengan pemeriksaan ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap konsentrasi volume pengenceran, maka jumlah populasi bakteri golongan koli tinja dapat diperkirakan secara statistik.
Bakteri golongan coli tinja mempunyai kemampuan untuk memfermentasi laktosa poada suhu 44,5˚C ± 0,2˚C selama waktu 24 jam ± 2 jam, dan kemampuan ini merupakan dasar dari analisa bakteri golongan koli tinja dengan prosedur tabung fermentasi. Adanya pertumbuhan coli tinja dapat diketahui bila ada gas pada tabung durham, yaitu tabung kecil volume ± 2 ml yang ditempatkan dalaam tabung fermentasi. Tabung durham berisi cairan yang sama dengan yang ada dalam tabung fermentasi dan letaknya terbalik sehingga sebagian gas asal fermentasi tertangkap di dalam tabung durham.
Metoda MPN terdiri dari 3 langkah yaitu tes pendugaan, tes penegasan dan tes pelengkap. Namun untuk menghemat waktu, maka dilakukan hanya kedua tes pertama yaitu tes pendugaan dan tes penegasan saja, walau dengan demikian ketepatan akan berkurang sedikit.

4.        Alat dan Bahan
a.       Alat
·         Tabung reaksi (tabung fermentasi)
·         Tabung durham
·         Autoclave
·         Pipet skala 10 ml (steril)
·         Gelas Kimia
b.      Bahan
·         Aquadest
·         Kapas steril
·         Lactosa Broth medium
·         EC medium
5.        Prosedur Kerja :
a.       Pengambilan sampel/contoh
Sumber air yang akan diambil airnya sebagai contoh uji dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Sumber air permukaan, seperti sungai, danau atau laut
- Sumber saluran air minum, seperti air yang keluar dari kran PDAM
·      Prosedur pengambilan sampel dari sumber air permukaan.
1)        Pilih tempat yang tepat untuk pengambilan sampel
2)        Gunakan botol sampel atau alat pengambil sampel yang sudah disterilkan terlebih dahulu
3)        Buka tutup botol atau alat pengambil sampeldi kedalaman yang sesuai yang telah ditentukan dari permukaan air. Untuk badan sungai yang bisa dijangkau, botol dibuka tutupnya di dalam air, sedalam 20 – 30 cm dari permukaan dan berlawanan dengan arus air.
4)        Botol sampel diisi penuh dan ditutup di bawah permukaan air (semua pekerjaan tersebut dilakukan di bawah permukaan air).
·      Prosedur pengambilan sampel dari air leding
1)      Pilih sebuah kran yang cukup sering digunakan, lepaskan bagian untuk aerasi atau penyaring bila ada.
2)      Bakar ujung kran serta bagian dalamnya dengan nyala api misalnya dengan pembakar bunsen atau lilin selama 1/2 sampai 5 menit sampai steril, jangan memegang atau membersihkan kran tersebut sesudah dibakar (sebelum sampel diambil).
3)      Biarkan air keluar dari kran dengan debit tinggi selama kurang lebih 5 menit
4)      Kecilkan debit air kran dan biarkan mengalir selama 1 menit
5)      Siapkan botol dengan tutup yang telah steril, isi botol hingga 3/4 bagian botol, setelah itu segera tutup. Bagian dalam botol dan tutup tidak boleh disentuh kecuali oleh sampel sendiri.
b.      Pembuatan Media
·           Media Lactosa Broth (LB)
1)      Timbang 13,0 gram LB kemudian larutkan dalam gelas kimia dengan 1 L aquadest. Panaskan larutan tersebut hingga LB larut sempurna dengan aquadest.
2)      Siapkan tabung reaksi dan tabung durham, isi 9 ml larutan LB kedalam tabung reaksi kemudian masukkan tabung durham dengan posisi terbalik ke dalam tabung reaksi. Tutup tabung reaksi dengan kapas.
3)       Sterilkan tabung reaksi dalam autoclave pada suhu 121˚C selama15 menit.
·         Media EC
1)      Timbang 37,0 gram EC kemudian larutkan dalam gelas kimia dengan 1 L aquadest. Panaskan larutan tersebut hingga LB larut sempurna dengan aquadest.
2)      Siapkan tabung reaksi dan tabung durham, isi 10 ml larutan LB kedalam tabung reaksi kemudian masukkan tabung durham dengan posisi terbalik ke dalam tabung reaksi. Tutup tabung reaksi dengan kapas.
3)      Sterilkan tabung reaksi dalam autoclave pada suhu 121˚C selama15 menit.
c.         Persiapan Sampel
1)      Siapkan 3 tabung reaksi yang berisi media Lactosa Broth untuk 3 macam pengenceran (0,1 ml, 1 ml dan 10 ml), sehingga jumlahnya 3x3 = 9 tabung. Siapkan juga 1 tabung reaksi untuk blanko. Beri label.
2)      Masukkan 0,1 ml sampel dalam 3 tabung reaksi yang berisi media LB, masukkan 1 ml sampel dalam 3 tabung reaksi yang berisi media LB dan masukkan 10 ml sampel dalam 3 tabung reaksi yang berisi media LB.
d.        Tes Pendugaan
1)      Inkubasi tabung fermentasi yang telah berisi sampel (juga tabung blanko) pada suhu 35˚C ± 0,5˚C, selama jangka waktu 24 ±2 jam dan amati gas yang tertangkap di dalam tabung durham. Tabung yang mengandung gas dilanjutkan ke tes penegasan. Sedang tabung yang tidak menghasilkan gas, inkubasi dilanjutkan selama 24 jam lagi.
2)      Sesudah 24 jam, amati lagi gas yang tertangkap di dalam tabung durham. Apabila dalam tabung tidak dihasilkan gas, sampel tersebut dibuang saja karena tidakmengandung bakteri coli.Tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan tes penegasan.
e.         Tes Penegasan
1)      Sampel yang menghsilkan gas baik dalam jangka waktu 24 jam maupun 48 jam dilanjutkan dengan tes penegasan. Jumlah tabung untuk tes penegasan adalah jumlah tabung yang mengandung gas dalam tes pendugaan.
2)      Pindahkan dengan menggunakan jarum ose dari masing-masing tabung yang menghasilkan gas pada tes pendugaan, ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media kaldu EC dan tabung durham. Kemudian ratakan. Siapkan juga 1 tabung blanko yang berisi medium dan tabung yang ditambah 1 ml air pengencer dan ratakan.
3)      Inkubasi tabung reaksi pada suhu 44˚C ± 0,5˚C selama 24 ± 2 jam dan amati gas yang tertangkap di dalam tabung durham. Tabung yang mengandung gas dicatat sebagai sampel yang mengandung bakteri golongan coli tinja, sedang tabung yang tidak menghasilkan gas berarti tidak mengandung bakteri coli tinja.
4)      Hitung jumlah tabung yang mengandung gas dan cocokkan dengan tabel MPN (lihat lampiran 1) , yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau Angka Perkiraan Terdekat, yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang mengandung bakteri coli) dan negatif (yang tidak mengandung) dari kedua tahap tes. Angka tersebut tidak menunjukkan konsentrasi yang sebenarnya namun berlaku sebagai angka penunjuk coli tinja. Angka MPN yang mempunyai arti statistik dengan derajat kepercayaannya disebutkan, biasanya 95%. 




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar