Senin, 09 April 2012

sampah

BAB I
                                             PENDAHULUAN
A.       Latar belakang
       Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.
       Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena tidak berguna lagi. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya : benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari perut bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya.
       Dalam era global sekarang ini, bangsa Indonesia sedang giat-giatnya membangun, dan diusahakan pembangunan tersbut meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Salah satu sektor pembangunan yang perlu ditingkatkan adalah pembangunan dibidang kesehatan, karena pembangunan dibidang kesehatan menunjang pembangunan disektor lainnya.
       Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupum sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
 Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan.(UU N0.36 2009)
     Untuk tercapainya derajat kesehatan yang optimal tidak lepas dari partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Bab III tentang Hak dan Kewajiban, pada bagian pertama tentang hak hanya berisi hak-hak perorangan tentang kesehatan, nanti pada bagian kedua tentang kewajiban berisikan kewajiban kesehatan terhadap diri sendiri, masyarakat dan wawasan lingkungan sehat. “Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.”
       Salah satu faktor penentu dalam usaha derajat kesehatan adalah faktor lingkungan, sebab baik buruknya lingkungan dapat mempengaruhi perkembang biakan vektor penyakit. Indikator derajat kesehatan masyarakat yang relefan dengan kualitas lingkungan adalah angka kesakitan, pola penyakit yang menonjol, dalam penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan, serta usia harapan hidup. Hal ini terlihat pada data SUSENAS 1999 menunjukan bahwa DKI Jakarta  dalam sebulan masyarakat  yang merasakan kesakitan sebesar 28,86 %. Penduduk perempuan mempunyai angka kesakitan yang lebih tinggi (29,14%) dibandingkan dengan penduduk laki-laki (28,57%). Keadaan ini disebabkan karena linkungan yang tidak mendukung.
       Kehadiran sampah ditengah-tengah kehidupan manusia merupakan suatu masalah yang harus menjadi perhatian karena sampah merupakan sumber penular penyakit, mencemari lingkungan, dan mengganggu estetika kehidupan.
       Pada dasarnya sumber sampah meliputi : Tempat-tempat umum, tempat perdagangan, pemukiman penduduk, sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah, industri berat./ringan  dan pertanian.
            Salah satu sumber sampah yang berasal dari tempat-tempat umum adalah pasar. Pasar adalah tempat pertemuan orang banyak untuk melakukan aktifitas sehari-hari yang berpotensi menghasilkan sampah yang cukup besar. Adapun sampah yang di hasilkan berupa sampah basa dan kering. Secara fisik sampah basah yang tidak terurus dengan baik mudah membusuk, menimbulkan bau yang tidak sedap dan merupakan tempat perkembang biakan vektor penyakit serta mengganggu kenyamanan dan keindahan.

B.  Rumusan masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan kebiasaan membuang sampah disembarangan tempat diwilayah pasar senja.

C. Tujuan
Umum :
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan membuang sampah disembarangan tempat
Khusus :
Ø  Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan masyarakat dengan kebiasaan membuang sampah disembarangan tempat
Ø  Ketahuinya hubungan sikap masyarakat dengan membuang sampah disembarangan tempat

D. Manfaat
1.      Bagi Instansi
        Hasil penelitian ini  di harapkan dapat memberikan masukan dan acuan bagi instansi terkait dalam hal menentukan tindakan dalam pencegahan sampah yang tidak berada pada tempatnya (berserakan)
2.      Bagi Institusi
        Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi masyarakat dan mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian, yang merupakan ketentuan institusi.
3.      Bagi Peneliti
        Hasil penelitian ini sebagai wahana yang sangat bberharga bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasan dalam melakukan penelitian masalah-masalah kesehatan lingkungan.

 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Umum tentang pembuangan sampah :
1. Pengertian sampah
          Sampah adalah buangan berupa padat yang merupakan polutan umum yang dapat menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumberdaya, menimbulkan polusi, menyumbat salura air dan berbagai akibat negatif  lainnya.
Berdasarkan jenis-jenis sampah dan sumber-sumbernya
a.    Jenis-jenisnya :
1.      Sampah anorganik/ kering
Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh bakteri atau hewan mikroorganime.
Contoh : logam, besi, kaleng, plastic, karet, botol dan lain-lain.
2.      Sampah organic
Sampah organic merupakan sampah yang dapat diurai oleh mikroorganime.
Contoh : sampah dapur, restoran, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat dan tanpa merusak lingkungan sekitarnya.
Sumber-sumber sampah
1.      Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik itu sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.
2.      Sampah komersial
Sampah yang berasal dar kegiatan komersial seperti, pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kelas, dan pemdidikan.
3.      Sampah bangunan
Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng


4.      Sampah fasilitas umum
Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan dalam trotoar, lapangan, tempat rekreasi dan sebagainya.
Seperti : daun, ranting, kertas, pembungkus, plastic, rokok dan debuh.
2. Tipe tempat pembuangan sampah.
3. Cara pengolahan sampah
          Pengolahan sampah dapat didefenisikan sebagai suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbulan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, dan pembuangan samapah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dan kesehatan (DepKes RI No. 01 Tahun 1987 b)
          Adapun tahap-tahap pengolahan samaph, adalah :
1.      Penimbulan sampah
        Penimbulan sampah meliputi aktifitas pembuangan sampah yang dikumpulkan disuatu tempat oleh pemiliknya. Penimbulan sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga, pertokoan, maupun perusahaan yang biasanya telah disediakan tempat pembuangan sampahnya.
2.      Penyimpanan sampah
      Dalam penyimpanan sampah, yang perlu dipertimbangkan adalah :
a.       Jarak tempat pembuangan samaph dengan tempat tinggal.
b.      Keadaan tempat sampah/kontruksi tempat sampah (dalam hal ini tidak sebagai tempat berkambang biaknya serangga dan binatang pengerat).
c.       Nilai-nilai estetika
Persyaratan container dapat diperhatikan sebagai berikut :
a.       Volumenya cukup untuk menampung sampah yang dihasilkan/dibuang.
b.      Tertutup rapat (tutupnya dapat tertutup dengan sendirinya).
c.       Mudah dikosongkan sampah yang terrdapat didalamnya.





d.      Mudah dibersihkan.
e.       Bentuknya serasi.
f.       Terbuat dari bahan yang kuat/tahan lam
g.      Bagian bawah dalamnya kedap air.
3.      Pengumpulan sampah
        Hal-hal penting yang berkaitan dengan pengumpulan sampah adalah :
a.       Jeis-jenis pelayanan sampah
b.      Jeni-jenis pengumpulan sampah dari peralatan yang dipergunakan.
4.      Pemindahan dan pengangkutan sampah.
a.       Adanya tempat pembuangan sampah terbuka (Dumps) yang tidak resmi dan banyaknya sampah yang dihasilkan dan dibuang.
b.      Letak tempat pembuangan sampah yang relatif jauh dan rute pengumpulan yang lebih dari 15 KM.
c.       Digunakan truk-truk kecil untuk pengumpulan  sampah, bisanya kurang dari 15 KM.
d.      Digunakan medium (kurang lebih 3 M) yang terpencar-pencar ditempat yang luas.
e.       Digunakan sistem pengumpulan sampah secara hidrolit dan pnoumatik.
5.      Pengolahan
        Tujuan utama dari pengolahan adalah :
a.       Untuk meningkatkan efisiensi dari sistem pengolahan sampah.
b.      Mendapatkan kembali bahan-bahan yang masih berguna.
c.       Mendapatkan hasil dari bahan-bahan yang berguna dan energi.





6.      Pembuangan akhir
        Metode pembuangan akhir sampah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a.       Metode yang tidak diinginkan atau tidak memuaskan yang terdiri dari :
1.      Pembuangan sampah yang masuk bersama air kotor  kedalam instalasi pembersihan air kotor, dengan didahului pemotongan sampah (Grinding).
2.      Pembuangan sampah dengan maksud untuk mendapatkan kompos (Composting).
3.      Pembakaran sampah melalui dapur-dapur pembakaran (Incenerator).
4.      Pembuangan sampah dengan maksud menutup tanah lapang secara sanitari (Sanitary Landfill). DepKes RI 1987, b.
4.  Sistem pengolahan sampah
a.       Open dumping adalah suatu metode pembuangan sampah. Dimana sampah-sampah dibuang begitu saja secara terbuka di atas suatu tanah lapang kurang dimanfaatkan (suatu tanah yang kurang baik keadaannya)
b.      Control landfill adalah sistem pengolahan sampah yang mengembangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu yaitu jenis dan porositas tanah dimana pada dasar cekungan dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindi pada tanah
c.       Sanitary landfill adalah sistem pengolahan sampah yang mengemabangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu yaitu jenis dan porositas tanah dimana pada dasar  cekungan dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindih serta dilengkapi saluran lindi dan menggunakan penampungan gas methan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah.
       Adapun faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah :
1.      Jumlah penduduk dan kepadatannya.
        Setiap pertambahan penduduk akan di ikuti oleh kenaikan sejumla sampa, demikian juga daerah perkotan yang padat penduduknya memerlukan pengolahan sampah yang baik.
2.      Tingkat aktifitas
        Dengan demikian banyaknya kegiatan/aktifitas,maka akan berpengaruh pada jumlah sampah.
3.      Pola kehidupan/tingkat sosial ekonomi.
        Banyak sedikitnya barang yang dikonsumsi oleh manusia, juga berpegaruh pada jumlah sampah.
4.   Letak geografis
                 Daerah pengunugan, daerah pertanian akan menentukan jumlah-jumlah sampah.
5.    Iklim
            Iklim trops, sub tropis juga berperan ikut mempegaruhi jumlah sampah.


6.    Musim
      Musim gugur, musim semi, musim buah-buahan mempengaruhi jumlah sam pah.
7.         Kemajuan Teknologi
       Pembungkus plastik daun. Perkembangan kemasan makanan, dan obat yang mempengaruhi jumlah sampa(DepKes RI, 1987. b)

6.  Pengaruh sampah terhadap lingkungan dan manusia.
1. Pengaruh sampah terhadap lingkungan.
          Sampah sebagai hasil yang berada dilingkungan secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi keseimbangan alami lingkungan.
          Terjadinya pengaruhterhadap lingkungan diakibatkan adanya sampah, hal ini dapat dilihat dari 2 segi :
a.       Memperbaiki keseimbangan dinamis lingkungan.
       Maksudnya, baik sampah mempunyai andil yang baik secara kualitas maupun kuantitas dapat membantu daya dukung lingkungan yang alami, sebagai contoh dipakainya sampah daun-daunan yang telah diolah (kompos) untuk dapat menyuburkan tanah dan tumbuhan
b.      Memberatkan keseimbangan dinamis lingkungan.
       Maksudnya, bila sampah hadir dilingkungan dan dapat menimbulkan pengaruh yang tidak baik terhadap kehidupan, khususnya hubungan kehidupan sebagi contoh sampah-sampah yang berupa plastik yang sulit terurai oleh alam.
2. Pengaruh sampah terhadap manusia
       Manusia yang hidup dilingkungan, tidak akan terpengaruh oleh adanya sampah yang hadir dilingkungan. Tinjauan pengaruh sampah secara visualisasi adalah pengaruh terhadap kesehatan, seperti :
a.       Sampah sebagai faktor penyebab terhadap kesehatan
      Dalam hal ini sampah sebagai penyebab timbulnya gangguan kesehatan (penyakit).
b.      Sampah sebagai faktor timbulnya penyakit.
      Sampah juga dapat sebagai media/perantara bagi kehidupan vektor penyakit yang dapat mengganggu kesehatan (DepKes RI, 1987. a)

7. Kerangka pemikiran
Timbulan      
  Sampah


Penyimpanan                                                              
     Sampah



Pengumpulan                                                                              Penanganan
     Sampa                                                                                         Sampah   
 


Pengangkutan
     Sampah


 Pembuangan
Akhir Sampah



B.     Tinjauan umum tentang pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
          Pengetahuan merupakan tingkat pemahaman seseorang, dan ini dapat terjadi setelah seseorang memanfaatkan alat indranya terhadap suatau objek tertentu, Alat indra tersebut  diantaranya seperti indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan indra peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia dapat diperoleh melalaui mata dan telinga.
          Peneliti Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (1997) mengungkapkan sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut, terjadi proses yang berurutan yakni :
a.      Awwernes (Kesadaran)
    Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu.
b.      Interest
    Yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
c.       Evaluation
    Menimbang-menimbang baik dan tidaknya stimulas tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d.      Trial
    Orang yang mulai mencoba perilaku baru.
e.       Adoption
    Subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulas.

2. Tingkat pengetahuan.
          Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan Domain kognitif, yaitu :
a.      Tahu
    Tahu artinya mengingat sesuatu yang tidak dipelajari sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan, tingkat ini adalah mengingat kenbali sesuatu yang spelitik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.




b.      Memahami
    Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c.       Aplikasi
    Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real atau sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d.      Analisis
    Analisis adalah  suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain.
e.       Sintesis
    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, meringkas, merancang terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f.       Evaluasi
    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melanjutkan justifikasi atau penelaian terhadapa suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian dan responden. Pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.




 
C.    Tinjauan umum tentang sikap
1.      Pengertian sikap
       Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
       Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
       Allport (1954) dalam Notoatmodjo (1997) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :
a.      Kepercayaan (keyakinan)
        Ide dan konsep terhadap suatu objek
b.      Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c.       Kecenderungan untuk bertindak
       Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
2.      Tingkatan sikap
       Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
a.      Menerima
             Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang berikan (objek).




b.      Merespon
        Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu inndikasi dari sikap, karena dengan menjawab merupakan suatu usaha dalam menjawab pertanyaan, atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah sesuatu yang dihasilkan, namun hal itu menandakan bahwa orang itu dapat menerima saran atau ide tersebut.
c.       Menghargai
        Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d.      Bertanggung jawab
        Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.



















BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Jenis penelitian.
       Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yaitu dalam penelitian ini antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan secara bersamaan atau pada waktu yang sama.

B.   Tempat dan waktu
       Penelitian dilaksanakan di Pasar senja Desa Wani 1 Kec.Tanantovea Kab.Donggala dan dilaksanakan pada waktu yang belum diketahui.

C.   Populasi dan sampel
1.      Populasi
        Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di Kelurahan Bahari Desa wani 1
2.      Sampel
        Sampel diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel random sampling.

D.   Variabel penelitian
1.      Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi keberadaan variabel terikat dalam hal ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat
2.      Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas dala hal ini adalah sampah.



E.     Definisi operasional

F.    Teknik pengumpulan data
1.      Data primer
        Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat serta tindakan pemanfaatan tempat sampah sebagai tempat membuang sampah dengan cara wawancara terhadap responden yang disertai dengan kuisioner.
2.      Data sekunder
        Data sekunder didapat dengan cara mengambil data jumlah masyarakat yang telah ada dikantor desa.